Baca Juga
Fraksi PDI Perjuangan menggelar Haul
(peringatan hari wafat) ke-47 Bung Karno di Gedung Nusantara IV, MPR, Rabu
(21/6). Haul kali ini mengangkat tema 'Bung Karno, Islam dan Pancasila'.
Selain itu, tema tersebut juga
menjadi hasil desertasi dan buku Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Ahmad Basarah.
Buku berjudul 'Pledoi untuk Bung Karno dan Pemikiran Pemikirannya' juga
diluncurkan pada acara Haul Bung Karno ke-47.
Dalam sambutannya Ahmad Basarah
mengungkapkan betapa lekatnya Bung Karno dengan Islam dan para Tokoh Islam.
Ahmad Basarah menguraikan dimensi keislaman Bung Karno yang selama ini tidak
banyak diketahui dengan baik oleh masyarakat Indonesia.
Bagaimana kedekatan Bung Karno
dengan para Tokoh Islam terkemuka, seperti HOS Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan,
Ahmad Hassan. Dan Bagaimana NU memberi gelar Pemimpin bagi Bung Karno,
menunjukkan kedekatan Bung Karno dengan kelompok Islam.
"Ini juga sebagai jawaban
tuduhan yg berkembang selama ini yg menyebut paham bung karno sebagai paham
komunis. Padahal Bung Karno juga adalah Islam serta seorang santri
intelek," ujar Basarah.
Hubungan dekat Soekarno dengan tokoh
Islam HOS Cokroaminoto (Sarekat Islam), KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah) Ahmad
Hassan (Persis) serta NU, yang menjadikan pemahaman Islam Bung Karno sangat
kuat dan kokoh. Hal ini pula yang mendasari pemahaman Bung Karno saat
merumuskan bersama mau dibawa kemana bangsa ini.
"Bung Karno sadar kalau Islam
dan nasionalisme dipisahkan atau diadu-domba maka hancurlah Indonesia,"
ujarnya.
Hal ini mendasari perwakilan Panitia
Sembilan persiapan dasar negara yang mengakomodir tokoh Islam dan nasional.
Melalui tokoh Islam hadir piagam Jakarta, yang walau akhirnya disepakati tidak
dicantumkan dalam konstitusi.
Namun ia mengungkapkan, Piagam
Jakarta, itu diakui Bung Karno dan telah menginspirasi jiwa Pancasila. Dengan
adanya Pancasila menunjukkan indonesia bukan negara agama dan bukan juga negara
sekuler.
Ketua Mahkamah Konstitusi Arif
Hidayat ikut memberi contoh bagaimana inspirasi Islam yang reformis hadir di
jiwa Bung Karno bersama para tokoh pendiri bangsa. Pelajaran dari tiga negara
muslim, Pakistan, Turki dan Indonesia.
Saat kemerdekaan tiga negara
tersebut bersama karakter para pendiri bangsanya, Pakistan memilih Islam
sebagai dasar negaranya, sedangkan Turki memilih sebagai negara sekuler. Tapi
tidak untuk Indonesia.
"Alhamdulillah Indonesia dengan
para pendiri bangsanya tidak menjadikan negaranya sekuler dan tidak pula negara
agama atau Islam, tapi dengan hadirnya Pancasila," ungkapnya.
Maka atas dasar pemikiran bung karno
dan para pendiri bangsa itulah negara Indonesia tetap pada negara berketuhanan,
bukan pada sekularisme atau sekedar Nasionalis semata. Karena Pancasila dan
konstitusi yang dimiliki bangsa Indonesia.
Dalam acara Haul ke 47 Bung Karno
ini juga tampak hadir Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR
Zulkifli Hasan, mantan Ketua MK Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Mendagri
Tjahjo Kumolo, pimpinan fraksi di MPR RI.
Sumber : republika.co.id
"Bung Karno Sadar, Jika Islam-Nasionalisme Dipisahkan Akan Hancur Indonesia"
4/
5
Oleh
adamovic
Loading...